Konflik dengan isu SARA kerap terjadi, hingga mengganggu kestabilan negara. Ketidakamanan membuat warga suatu bangsa mengungsi dari negaranya, bahkan mencari suaka ke negara lain. Dalam pembukaan Permata CAI ke-39, Kapolres Jombang AKBP Fadli Widiyanto mengajak peserta CAI untuk mencintai bangsa Indonesia.
Menjadi warga negara Indonesia membuatnya bersyukur karena Indonesia adalah negara yang mampu mewujudkan persatuan dan kesatuan dalam keragaman suku dan budaya. Ia memberikan contoh salah satu negara konflik yakni Afganistan yang memiliki 12 suku, dimana salah satu sukunya memerangi suku lain hingga negara tidak aman.
Sedangkan di Indonesia, setiap daerah di Indonesia saling melengkapi, karena mempunyai keunikan masing-masing. Fadli Widiyanto menerangkan jika orang Jawa tak punya batu bara, orang Kalimantan susah bercocok tanam. Gas lebih banyak di Jawa Timur, Jawa Tengah tidak punya, sehingga penduduk antar propinsi itu saling bertukar barang sesuai kebutuhan masing-masing.
Maka jika mereka memisahkan diri, keadaan jadi berpecah belah dan tidak aman.
“Jika kita berdiri sendiri, maka akan muncul panglima-panglima kecil. Semua akan saling menguasai satu sama lain. Negara lain akan masuk mempengaruhi, menjual senjata misalnya, proxy war. Sebagai gantinya, mereka ingin menguasai meminta hasil bumi dan tambang,” ujarnya.
Ia menyayangkan timor-timur yang lepas dari Indonesia. Bahkan mata uangnya menggunakan mata uang negara lain. “Negara tersebut adalah bagian dari negara lain yang tidak bisa maju. Maka kita jaga, jangan sampai indonesia terpecah- pecah kembali,” ujarnya.
Dihadapan 1.000-an peserta CAI, Fadli Widiyanto sangat mengapresiasi kegiatan Pemuda LDII ini. Dengan tema acara “Membangun Karakter Pemuda yang Profesional Religius dan Berazaskan Pancasila Guna Memperkokoh Eksistensi Bangsa Dibawah Naungan NKRI” tersebut, ia mengapresiasi LDII sebagai salah satu organisasi yang ikut menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Jika rumah rubuh bisa dibangun lagi. Jika tanah air hilang kemana kita mencari. Ini adalah kebersamaan. Yang paling utama adalah upaya memperkuat NKRI karena ancaman bisa datang dari luar maupun dalam. Melihat CAI, ringan rasanya beban saya sebagai penjaga NKRI. Riang hati saya saat para pemuka agama berkumpul disini,” ujarnya.
Terkait hal itu, sebagai bentuk manusia bersyukur, Tuhan telah mempercayakan manusia untuk mengelola di Bumi. Ketika itu Allah menciptakan manusia banyak yang mempertanyakan. Jin bahkan bumi mempertanyakan, kenapa Allah menciptakan makhluk yang akan membawa kerusakan. Namun Allah lebih tahu dari malaikat dan jin, bahkan mengangkat manusia menjadi khalifah di Bumi.
Oleh sebab itu, memiliki bangsa belum tentu memiliki negara. Namun memiliki negara sudah pasti memiliki bangsa. Maka mempertahankan negara adalah fardu ain atau kewajiban, agar kehidupan terjaga.
Membuat sistem perlindungan bagi setiap warga negaranya dimana pun berada. Contoh kepada pengungsi asing, tidak ada perwakilan negara diluar negeri maka tidak ada perlindungan.
Fadli Widiyanto mencontohkan, Israel adalah bangsa yang tidak memiliki negara sampai ia mengokupasi dan menjajah negara Palestina. Lalu rakyat yang mengungsi dari negaranya sehingga ia tidak bisa pulang ke tanah airnya.
“Siapa lagi yang merawat NKRI kalau bukan kita semua. maka Saya mengucapkan terimakasih pada panitia CAI yang membantu aparatur merawat NKRI,” ucap Fadli Widiyanto dalam akhir sambutannya. (khoir/lines)
SUMBER : http://www.ldii.or.id/id/news/organisasi-3/organisasi/2209-kapolres-jombang-cai-tumbuhkan-jiwa-cinta-nkri.html