Jejak digital menjadi semakin relevan dalam era digital saat ini. Jejak digital mengacu pada jejak data yang kita buat saat menjelajahi internet, termasuk situs web yang dikunjungi, e-mail yang dibagikan, hingga informasi yang disimpan saat mendaftar di berbagai situs atau layanan online.
Dalam praktiknya, jejak digital ini tidak hanya sebagai catatan pribadi, namun juga sering dimanfaatkan untuk kepentingan iklan dan pemasaran digital oleh berbagai layanan online seperti Google, media sosial seperti Instagram dan TikTok, serta produsen perangkat seperti iPhone.
Menjaga Privasi dengan Langkah Tepat
Jika Anda merasa tidak nyaman dengan jejak digital Anda, ada beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Memakai Mode Incognito: Mode ini mencegah penyimpanan data situs yang dikunjungi dan keyword yang digunakan pengguna. Namun, perlu diingat bahwa ini tidak menyembunyikan aktivitas dari layanan seperti media sosial yang tetap dapat merekam aktivitas Anda.
2. Memeriksa Potensi Kebocoran Data: Menggunakan layanan seperti Have I Been Pwned? dapat membantu mengetahui apakah data Anda pernah mengalami kebocoran.
3. Menghapus Cookie: Menghapus cookie dapat dilakukan di berbagai browser untuk menghentikan pelacakan oleh situs web.
4. Membatasi Pelacakan: Periksa pengaturan aplikasi untuk menghentikan pelacakan data atau hapus aktivitas secara manual.
5. Menghapus Riwayat Pencarian: Pastikan untuk menghapus riwayat pencarian di berbagai platform, termasuk penyimpanan lokal maupun cloud.
6. Menggunakan Layanan DeleteMe: Layanan seperti DeleteMe atau DesseatMe dapat membantu membersihkan jejak digital Anda dari pengepul data.
Kesadaran dan Tindakan Preventif
Menjaga privasi online adalah tanggung jawab bersama. Dengan kesadaran akan jejak digital dan langkah-langkah preventif yang tepat, kita dapat lebih kontrol terhadap informasi pribadi kita di dunia digital yang semakin maju ini. Dengan demikian, hidup online kita dapat lebih aman dan nyaman (Diolah dari CNBC, Inggri/Wicak)