Bengkulu, 28 Mei 2025 – Dalam upaya memperkuat persatuan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu menggelar kegiatan Dialog Kerukunan Umat Beragama dan Moderasi Beragama Tingkat Provinsi Bengkulu Tahun 2025 pada Selasa dan Rabu, 27—28 Mei 2025. Bertempat di Hotel Splash, Kota Bengkulu, kegiatan ini mempertemukan 26 peserta dari berbagai organisasi kemasyarakatan dan tokoh lintas agama di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu.
Dialog yang dibuka secara resmi oleh Plh. Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu, Drs. Arsan Suryani, S.Ag., M.H.I., ini menghadirkan sejumlah tokoh penting dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Badan Kemakmuran Masjid (BKM), hingga Perti.
Wacana Moderasi untuk Menjaga Kebangsaan
Hari pertama dialog diisi dengan paparan penuh makna dari Ketua FKUB Kota Bengkulu, H. Yulkamra, S.Ag., M.Pd., yang menekankan pentingnya dialog internal dan eksternal antar-ormas demi terwujudnya Islam moderat yang mengayomi semua pihak.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bengkulu, Dr. H. Fazrul Hamidy, M.M., M.H., mengangkat peran ormas Islam dalam menjaga stabilitas nasional melalui pendekatan moderasi yang inklusif.
Tak kalah penting, Prof. Dr. H. Rohimin, M.Ag., menyampaikan urgensi legalitas ormas sebagai landasan hukum dalam menjalankan kiprah sosial keagamaan yang sah dan bertanggung jawab.
Ormas Islam, Pilar Moderasi dan Toleransi
Pada hari kedua, Prof. Dr. Khaerudin Wahid, M.Ag., Ketua PWNU Bengkulu, menekankan peran vital ormas Islam dalam memperkuat moderasi beragama di tengah masyarakat majemuk. “Ormas Islam bukan hanya penjaga moral umat, tapi juga penggerak toleransi dan perdamaian,” tegasnya.
Dialog yang berlangsung penuh kehangatan ini turut menjadi ajang diskusi terbuka. Beberapa isu aktual mencuat dari peserta, mulai dari perizinan rumah ibadah, praktik toleransi antarormas, legalitas organisasi, hingga kehadiran paham-paham seperti Salafi dan ajaran LDII di tengah masyarakat. Semua isu dibahas secara terbuka dalam semangat saling memahami dan mencari solusi bersama.
Komitmen Berkelanjutan untuk Kerukunan
Dialog kerukunan ini ditutup secara resmi pada Rabu siang oleh perwakilan Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu, Bapak Arsan Suryani. Dalam arahannya, ia menegaskan komitmen Kementerian Agama untuk menjadikan forum seperti ini sebagai agenda tahunan. “Kita akan terus memperluas jangkauan peserta agar semangat kerukunan ini meresap ke seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa keragaman bukan penghalang, melainkan kekayaan yang harus dirawat bersama. Bengkulu menunjukkan bahwa dialog, bukan debat; kerjasama, bukan konflik; adalah jalan terbaik menuju Indonesia yang damai dan harmonis.
Alhamdulillah, semoga dialog kerukunan umat beragama memberikan manfaat dan solusi terbaik untuk mewujudkan masyarakat yang semakin toleran dan saling memahami pandangan atau paham yang berkembang di masyarakat yang majemuk ini.