Jakarta (1/10). Ketua DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) H.Meri Sasdi,M.Pd mengingatkan pentingnya Hari Kesaktian Pancasila sebagai pengingat moment bersejarah dan sebagai momen untuk mempersatukan Bangsa Indonesia Menurutnya, Pancasila terbukti menjadi ideologi yang mampu menyatukan perbedaan suku, agama, ras, dan golongan yang menjadi dasar bangsa ini.
“Hari Kesaktian Pancasila membuktikan ideologi yang dibangun para founding fathers bangsa sangat tepat. Pancasila mampu beradaptasi dengan keberagaman yang dimiliki Indonesia. ” jelas nya.
Ia juga menambahkan, Pancasila telah berhasil mengatasi ancaman ideologi komunis yang berusaha melemahkannya di masa lalu.
Sementara itu, Ketua DPP LDII KH.Criswanto Santoso dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila, Chriswanto mengajak masyarakat Indonesia untuk bersyukur, terus menjaga dan meningkatkan realisasi nilai-nilai Pancasila untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. “Kita patut bersyukur Pancasila hadir sebagai perekat keberagaman dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujarnya.
KH Chriswanto juga menjelaskan bahwa LDII telah mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya Pancasila. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menjalin kerja sama dengan lembaga negara, seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). “Melalui nota kesepahaman dengan MPR, kami bermaksud melaksanakan program sekolah virtual nasional untuk mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila, keberagaman dan pentingnya menjaga keutuhan NKRI,” imbuhnya.
Ia menegaskan, Pancasila sebagai ideologi negara menjadi kunci untuk meminimalisir permasalahan bangsa yang dapat mengancam persatuan. “Dengan kesadaran yang lebih besar, kita bisa menjaga keutuhan bangsa meski ada perbedaan,” ujarnya. LDII terus berupaya menciptakan sinergi dengan pemerintah dan lembaga terkait untuk menjaga nilai-nilai Pancasila.
KH Chriswanto mengungkapkan, LDII telah mengedepankan agenda nasional sebagai agenda utama dalam berbagai kerja sama dengan lembaga negara, seperti Kejaksaan, MPR, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), TNI dan Polri. “Kami memahami bahwa stabilitas negara Indonesia sangatlah penting.
Oleh karena itu, LDII terus bersinergi dengan lembaga terkait untuk memastikan seluruh masyarakat memahami dan menginternalisasikan ideologi Pancasila,” jelasnya. Soal masa depan Pancasila, KH Chriswanto menaruh harapan besar pada generasi penerus. Ia berharap generasi muda Indonesia dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. “Sosialisasi tentang kebangsaan dan Pancasila harus terus dilakukan agar keutuhan NKRI tetap terjaga. Generasi muda harus memahami bahwa Pancasila adalah ideologi yang melindungi keberagaman, menjamin keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia” ujarnya. digarisbawahi. Sebuah ideologi magis yang bertahan di tengah ancaman modern
Sementara itu, Ketua DPP LDII Singgih Tri Sulistiyono menjelaskan, peringatan ini menyoroti pentingnya Pancasila sebagai dasar bangsa yang majemuk dan majemuk. “Ini merupakan momen bersejarah yang menjadi pengingat akan kekuatan ideologi Pancasila dalam menyikapi berbagai ancaman terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. “Hari ini mengacu pada keberhasilan menggagalkan upaya kudeta Gerakan 30 September (G30S) yang diduga direncanakan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965,” ujarnya.
Menurut Guru Besar Sejarah UNDIP Semarang, kejadian ini menegaskan bahwa Pancasila tetap menjadi ideologi yang “kuat” atau menolak berbagai upaya untuk mereduksi nilai-nilainya. “Peringatan Hari Kesaktian Pancasila merupakan simbol kemenangan ideologi Pancasila pada tanggal 1 Oktober 1965, ketika ancaman kudeta gerakan komunis yang ingin menggantikan Pancasila berhasil digagalkan,” jelas Singgih.
Lebih lanjut Singgih menegaskan, Pancasila terbukti mampu bertahan melewati berbagai fase sejarah Indonesia, termasuk era demokrasi liberal dan demokrasi terpimpin. “Upaya penggantian Pancasila selalu berakhir dengan kegagalan, mulai dari masa revolusi hingga upaya kudeta pada tahun 1965. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya Pancasila sebagai dasar negara,” imbuhnya. Ia juga menjelaskan perbedaan Hari Kesaktian Pancasila dengan Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Juni.
“Hari Lahir Pancasila memperingati lahirnya Pancasila sebagai ideologi negara pada tahun 1945, sedangkan Hari Kesaktian Pancasila memperingati kemenangan ideologi tersebut atas ancaman ideologi lain yang berusaha menggantikannya,”jelasnya.
Pancasila juga mempunyai makna simbolik yang kuat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. “Indonesia adalah negara majemuk dengan suku, agama, dan golongan yang berbeda-beda. “Pancasila berhasil menutupi segala perbedaan tersebut, sehingga tetap menjaga keharmonisan,” kata Singgih.