Jakarta (24/7) — Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menggandeng Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) guna memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mendukung percepatan program prioritas Presiden Prabowo Subianto, khususnya Asta Cita ke-6. Penandatanganan dilakukan pada Rabu (23/7) di Kantor Kemendes PDTT, Jakarta.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional membangun desa sebagai pusat pertumbuhan dan kesejahteraan, serta menegaskan komitmen pemerintah bersama organisasi masyarakat untuk mewujudkan pembangunan yang merata.
Menteri Desa dan PDT, Yandri Susanto, dalam sambutannya menyatakan bahwa pembangunan desa harus menjadi perhatian utama dalam agenda nasional.“Desa itu harus menjadi pusat perhatian. Dengan membangun desa, sejatinya membangun Indonesia. Karena itu, kita tidak bisa bekerja sendiri, perlu menjadi super tim melalui kolaborasi lintas sektor,” ujar Yandri.
Ia menambahkan bahwa Kemendes PDTT telah menyusun 12 program aksi bertajuk Bangun Desa, Bangun Indonesia, yang seluruhnya akan didukung melalui kerja sama ini.“Desa menjadi pusat, tagline ‘Bangun Desa, Bangun Indonesia, Desa Terdepan untuk Indonesia’. Kita harus berkolaborasi. MoU ini harus dikawal agar tidak berhenti di tanda tangan. Kita butuh implementasi nyata. Saat ini masih ada lebih dari 10.000 desa tertinggal dan 20.000 desa belum memiliki sinyal. Ini peluang amal dan pengabdian kita bersama,” ungkapnya.
Hingga saat ini, Kemendes telah menandatangani 48 MoU dan akan memperluas sinergi dengan 80 mitra lainnya sebagai bagian dari upaya menuju visi Indonesia Emas 2045.
Menanggapi kerja sama ini, Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, menyampaikan bahwa LDII siap mengambil peran aktif dalam mendukung program pembangunan desa yang berkelanjutan.“Kerja sama LDII dengan Kemendes bukan sekadar di atas kertas, tapi sudah terealisasi. Beberapa waktu lalu kami bersama Pak Menteri panen bibit sorgum bersertifikat di Kabupaten Blora, dan kini tengah mengembangkan bibit untuk penanaman berkelanjutan,” ujarnya.
Sorgum dipilih karena memiliki manfaat luas untuk mendukung ketahanan pangan dan pakan ternak. Kabupaten Blora menjadi lokasi strategis karena merupakan salah satu wilayah dengan populasi ternak sapi terbesar di Indonesia.“Kami juga berharap kolaborasi tidak hanya antara dua pihak, tetapi bisa lintas institusi agar saling memperkuat dalam menyejahterakan bangsa. Kita membangun desa itu artinya kita membangun kecamatan, membangun kabupaten, membangun provinsi, dan membangun Indonesia secara keseluruhan,” tambahnya.
KH Chriswanto juga menegaskan bahwa warga LDII yang sebagian besar berada di pedesaan, telah menjalankan berbagai program berbasis desa, mulai dari sektor pertanian, kesehatan, koperasi, hingga penguatan ekonomi syariah.“Sebagian warga LDII tinggal di desa, maka kami berkepentingan mendorong pembangunan desa melalui kerja sama ini. Membangun dari desa, dari bawah, untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. Kalau ekonomi merata, otomatis kemiskinan bisa dientaskan,” jelasnya.
Di bidang dakwah dan pendidikan, LDII turut berkontribusi melalui pengembangan majelis taklim, sekolah, dan pondok pesantren di berbagai daerah.“Pendidikan agama dan karakter generasi muda bisa kita bina di majelis-majelis taklim di seluruh Indonesia, ini salah satu upaya LDII dalam berdakwah. LDII bergerak pula di bidang pendidikan, penanganan stunting, pemanfaatan teknologi digital, hingga ekonomi syariah yang dapat bersinergi dengan program Kemendes,” pungkas KH Chriswanto.
Melalui MoU ini, LDII berkomitmen untuk terus bersinergi dengan pemerintah dan berbagai pihak demi terwujudnya desa maju, mandiri, dan sejahtera, yang menjadi pondasi Indonesia yang lebih kuat.
Semoga ldii terus berjaya dan berkontribusi untuk bangsa.
Hingga sukses dunia dan akherat
Aamiin
Sebagai sumbangsih LDII dalam mewujudkan 3K ( karya, kontribusi, dan komunikasi). Sukses selalu LDII.